Terhimpun Enggan Bernama
Malam sudah melewati masa ereksi
Mentari dari timur nampak penuh birahi
Akan tiba semburat yang bernama pagi
Sampai pada saatnya gelap orgasme tak tau diri
Mentari dari timur nampak penuh birahi
Akan tiba semburat yang bernama pagi
Sampai pada saatnya gelap orgasme tak tau diri
Yogyakarta, 22 Februari 2020
**
Dari rahim yang sama
Ada sama yang akan berbeda
Ada beda yang akan sama
Semua itu bukan padaku
Bukan pula pada dirimu
Semua dari sesuatu yang satu, dik.
Ada yang harus terbang tanpa tumbang
Ada kasih sayang yang tak mampu kita terawang
Ada sama yang akan berbeda
Ada beda yang akan sama
Semua itu bukan padaku
Bukan pula pada dirimu
Semua dari sesuatu yang satu, dik.
Ada yang harus terbang tanpa tumbang
Ada kasih sayang yang tak mampu kita terawang
ic, 2019
**
Aku terlalu melankolis
Hidup yang terlalu idealis
Kini rasanya semua utopis
Aku mencoba menjadi realistis
Masih saja nasib yang tragis
Hidupku tak lagi optimis
Sendu semalam menghajar dan merajut
Luka lama masih berkeliaran sambil menghasut
Aku sedang bingung mencari manusia
Diriku manusia yang masih tak tau apa itu manusia
Hatiku, jiwaku, pikiranku
Remuk seperti kaca terjatuh
Terlalu rapuh untuk mencoba utuh
Hidup yang terlalu idealis
Kini rasanya semua utopis
Aku mencoba menjadi realistis
Masih saja nasib yang tragis
Hidupku tak lagi optimis
Sendu semalam menghajar dan merajut
Luka lama masih berkeliaran sambil menghasut
Aku sedang bingung mencari manusia
Diriku manusia yang masih tak tau apa itu manusia
Hatiku, jiwaku, pikiranku
Remuk seperti kaca terjatuh
Terlalu rapuh untuk mencoba utuh
Yogyakarta, 24 Februari 2020
**
Banyak orang yang peduli terhadap aib
Satu persatu harga diri seseorang menjadi raib
Sejarah;
Adalah tumpukan sesajen yang abadi ditelan waktu
Yang menjadi imortal dengan darah di ujung tapal
Tumpukan buku berlarian bersama rinai debu di penghujung waktu
Tiran;
Tak ubahnya seperti lalat yang tak mampu mengubah cangkir kopi berpindah
Diselubungi nya, manusia yang memindah cangkir naas itu.
Miris memang miris
Sejuta kasih berpaling pada satu kisah tragis
Apakah tak kita pandang bagaimana agama di masa lalu bagaikan kuda?
Ditunggangi
Dikuasai
Dibawa kemanapun penunggang mau.
Agama dan konflik
Tuhan dan kedamaian.
Satu persatu harga diri seseorang menjadi raib
Sejarah;
Adalah tumpukan sesajen yang abadi ditelan waktu
Yang menjadi imortal dengan darah di ujung tapal
Tumpukan buku berlarian bersama rinai debu di penghujung waktu
Tiran;
Tak ubahnya seperti lalat yang tak mampu mengubah cangkir kopi berpindah
Diselubungi nya, manusia yang memindah cangkir naas itu.
Miris memang miris
Sejuta kasih berpaling pada satu kisah tragis
Apakah tak kita pandang bagaimana agama di masa lalu bagaikan kuda?
Ditunggangi
Dikuasai
Dibawa kemanapun penunggang mau.
Agama dan konflik
Tuhan dan kedamaian.
Yogyakarta, 28 Februari 2020
**
Kita,
Menyelam pada lautan kebohongan
Menyeka arus kebenaran
Kebenaran tak pernah mau ungkap rupa
Kebenaran malu bertatap muka dengan manusia
Karena manusia,
Agama dijual
Wabah membawa penyakit tak mampu dibual
Kitab mendewakan orang yang tua
Tua yang hanya kabur dari sikap dewasa
Lebih membudayakan siapa
Mengabaikan apa
Terkekang pada dogma tradisi dan agama
Sukar sungguh sukar
Mari sini kita ngopi sambil berkelakar
Menyelam pada lautan kebohongan
Menyeka arus kebenaran
Kebenaran tak pernah mau ungkap rupa
Kebenaran malu bertatap muka dengan manusia
Karena manusia,
Agama dijual
Wabah membawa penyakit tak mampu dibual
Kitab mendewakan orang yang tua
Tua yang hanya kabur dari sikap dewasa
Lebih membudayakan siapa
Mengabaikan apa
Terkekang pada dogma tradisi dan agama
Sukar sungguh sukar
Mari sini kita ngopi sambil berkelakar
Yogyakarta, 04 Maret 2020
**
Hujan lama,
Apakah dirimu sedang menangis, langit?
Cahaya rembulan terberai awan yang usang
Hanya hitam tanpa bintang
Serupa tanah air banyak orang
Belenggu setiap dinamika yang terjal
Kerisauan yang menjual diri
Basah diguyur kenangan pahit
Tanpa arah serta jalan yang termangu
Menangis,
Tak hanya senyawa
Benda pun turut serta
Abadi dalam guyur nestapa
Yogyakarta, 05 Maret 2020
**
Malam minggu ya, kekasih.
Sudah lama kontakmu yang kusematkan tak memunculkan notifikasi
Entah karena aku yang egois
Atau cintamu padaku sudah terkikis
Menanti kabarmu, kutapaki ratusan insta story
Ketika ada namamu, tak kurasa ada ujaran rindu dalam isi
Sudah lama kontakmu yang kusematkan tak memunculkan notifikasi
Entah karena aku yang egois
Atau cintamu padaku sudah terkikis
Menanti kabarmu, kutapaki ratusan insta story
Ketika ada namamu, tak kurasa ada ujaran rindu dalam isi
Bantul, 8 Maret 2020
**
Aku ,
Seorang pemuda yang tak tahu kemudi
Lupa menziarahi ke dalam diri
Mencoba menyelubungi bagian tak terjamah bumi.
Aku,
Seorang pemuda jalang yang jarang memahami makna pulang
Berliku dalam malam dan lupa pada waktu siang
Hingga pada saatnya tak memahami lagi kasih sayang
Aku,
Seorang pemuda yang ragu
Terlarut oleh hal yang kadang memanjat malu
Mengubur jauh perihal rindu
Aku,
Seorang pemuda yang memendam cinta
Melangitkan doa-doa sunyi tanpa suara
Agar tak ada lagi luka yang menjelma cinta
Aku,
Dan segala remidi
Perihal bathin,
Luka
Cinta
Semesta
Seorang pemuda yang tak tahu kemudi
Lupa menziarahi ke dalam diri
Mencoba menyelubungi bagian tak terjamah bumi.
Aku,
Seorang pemuda jalang yang jarang memahami makna pulang
Berliku dalam malam dan lupa pada waktu siang
Hingga pada saatnya tak memahami lagi kasih sayang
Aku,
Seorang pemuda yang ragu
Terlarut oleh hal yang kadang memanjat malu
Mengubur jauh perihal rindu
Aku,
Seorang pemuda yang memendam cinta
Melangitkan doa-doa sunyi tanpa suara
Agar tak ada lagi luka yang menjelma cinta
Aku,
Dan segala remidi
Perihal bathin,
Luka
Cinta
Semesta
Nologaten, 10 Maret 2020
**
**
Lihatlah! Kekasih,
Keramaian tak lagi berarti merdeka
Perkumpulan ibadah tak jua janjikan ketenangan jiwa
Semua orang kini beromong-kosong untuk mencela kekosongan.
Keramaian tak lagi berarti merdeka
Perkumpulan ibadah tak jua janjikan ketenangan jiwa
Semua orang kini beromong-kosong untuk mencela kekosongan.
Rasakanlah! Kekasih,
Kesunyianmu adalah kerinduan yang menjelma
Sebuah petuah yang harus kau terka, dan
Sebait puisi yang menuntut purna.
Kesunyianmu adalah kerinduan yang menjelma
Sebuah petuah yang harus kau terka, dan
Sebait puisi yang menuntut purna.
Terimalah! Kekasih,
Semua yang kita hadapi pada hari ini hanya sebuah penyesuaian
Tuhan tak pernah memberi penderitaan, sebab
Segala yang dikehendaki-Nya adalah kasih sayang.
Semua yang kita hadapi pada hari ini hanya sebuah penyesuaian
Tuhan tak pernah memberi penderitaan, sebab
Segala yang dikehendaki-Nya adalah kasih sayang.
Kekasih,
Adalah kalian semua yang terkasih
Yang pernah melihat indahnya sore dengan pelukan ibu, dan
Yang pernah tertawa haha hihi tanpa memikirkan esok hari
Adalah kalian semua yang terkasih
Yang pernah melihat indahnya sore dengan pelukan ibu, dan
Yang pernah tertawa haha hihi tanpa memikirkan esok hari
Yogyakarta, 23 Maret 2020
Aku hendak pamit
Tapi jangan anggap ini perpisahan abadi
Karena melupakan itu sulit
Apalagi harus merasakan sakit dalam kedaulatan sepi
Tapi jangan anggap ini perpisahan abadi
Karena melupakan itu sulit
Apalagi harus merasakan sakit dalam kedaulatan sepi
Sudah, jangan cemas
Kita akan bertemu di dunia lain; doa rindu
Kita akan bertemu di dunia lain; doa rindu
Yogyakarta, 28 Maret 2020
**
Dik....
Engkau tak perlu risau dengan kehadiran Ratna Rengganis
Doaku hanya engkau yang sudah tergaris menjadi wangsa pangabsahku
Tak usahlah kau berprasangka seperti Firdaus yang miris
Tak perlu pula engkau berinca-binca layaknya Maria Zaitun
Aku yakin kesabaranmu melebihi Alina Suhita yang berperang dalam bathin
Aku juga yakin bahwa kau tak akan memupuskan asa pada hidup seperti Nidah Kirani.
Dik..
Permata berkilau di matamu itu adalah kemilau surga
Pada air matamu, ada luka ku yang kau tebas
Pada gores datar bibirmu, ada rapal yang senantiasa tak luntur puluhan purnama.
Aku tak ingin kau menjadi Dewi Ayu yang cantiknya digubah menjadi luka.
Parasmu, senyummu, kemilau matamu, dik
Itulah jelma
Secangkir embun yang berkelindan di dahagaku.
Engkau tak perlu risau dengan kehadiran Ratna Rengganis
Doaku hanya engkau yang sudah tergaris menjadi wangsa pangabsahku
Tak usahlah kau berprasangka seperti Firdaus yang miris
Tak perlu pula engkau berinca-binca layaknya Maria Zaitun
Aku yakin kesabaranmu melebihi Alina Suhita yang berperang dalam bathin
Aku juga yakin bahwa kau tak akan memupuskan asa pada hidup seperti Nidah Kirani.
Dik..
Permata berkilau di matamu itu adalah kemilau surga
Pada air matamu, ada luka ku yang kau tebas
Pada gores datar bibirmu, ada rapal yang senantiasa tak luntur puluhan purnama.
Aku tak ingin kau menjadi Dewi Ayu yang cantiknya digubah menjadi luka.
Parasmu, senyummu, kemilau matamu, dik
Itulah jelma
Secangkir embun yang berkelindan di dahagaku.
Yogyakarta, 10 April 2020
**
Pagi-pagi sekali,
Aku sudah membuat kopi yang kucampur susu
Agar sepi semakin menjamahi rindu
Hari yang nampak begitu saja
Ternyata sudah hendak munuai kisahnya
Dengan cerita yang aku tak tahu pula
Perantauan semakin memberikan makna pada jarak
Semoga dengan segala keluh
Kedamaian akan tetap utuh
Aku sudah membuat kopi yang kucampur susu
Agar sepi semakin menjamahi rindu
Hari yang nampak begitu saja
Ternyata sudah hendak munuai kisahnya
Dengan cerita yang aku tak tahu pula
Perantauan semakin memberikan makna pada jarak
Semoga dengan segala keluh
Kedamaian akan tetap utuh
Yogyakarta, 13 April 2020
**
" Mata-Mati Ke-An "
Berturun-turun beranak-pinak
Air mata tak dapat diseka meski sejenak
Mereka mati,
Ayah mati,
Ibu mati,
Anak mati,
Kakek nenek mati,
Manusia yang ber ke-an juga mati.
Mati ditengah lautan keringat, darah, air mata
Hati tak lagi punya mata
Nurani buta mata
Tinggal lah harta yang punya mata.
Sunyi sudah pasti
Riuh nestapa turut menghampiri
Mata-mati tak sesederhana cinta eyang Sapardi
Mata-mati tak sejalang Chairil Anwar
Mata-mati tak secukup kamus kecil Joko Pinurbo
Mata-mati tak sebahagia makhluk kecil dalam ketiadaan Soe Hok Gie.
Mata-mati itu abadi
Meski ditendang,
Dibunuh,
Diperkosa,
Dihilangkan.
Mata-mati akan abadi pada manusia yang menuju ke-an
Air mata tak dapat diseka meski sejenak
Mereka mati,
Ayah mati,
Ibu mati,
Anak mati,
Kakek nenek mati,
Manusia yang ber ke-an juga mati.
Mati ditengah lautan keringat, darah, air mata
Hati tak lagi punya mata
Nurani buta mata
Tinggal lah harta yang punya mata.
Sunyi sudah pasti
Riuh nestapa turut menghampiri
Mata-mati tak sesederhana cinta eyang Sapardi
Mata-mati tak sejalang Chairil Anwar
Mata-mati tak secukup kamus kecil Joko Pinurbo
Mata-mati tak sebahagia makhluk kecil dalam ketiadaan Soe Hok Gie.
Mata-mati itu abadi
Meski ditendang,
Dibunuh,
Diperkosa,
Dihilangkan.
Mata-mati akan abadi pada manusia yang menuju ke-an
Yogyakarta, 16 April 2020
Komentar
Posting Komentar