Manusia Modern dan Kemunduran Peradaban
Abad ke-21 ini nampaknya segala aspek dalam kehidupan mengalami
sebuah revolusi yang berkembang dengan sangat pesat. Teknologi yang dengan
segala macam kemajuannya seakan berhasil menggiring umat manusia modern pada
masa ini. Peran teknologi juga mempengaruhi masa kecil seorang manusia. Dimana seharusnya
seorang anak kecil yang sedari dulu gemar bermain dengan kesana kemari dan
bebas mengekspresikan melalui lingkungannya kini telah terjamah oleh dunia
teknologi. Bahkan kemajuan tersebut berdampak pada ekologi yang mengalami fase
kritis akibat ulah kapitalis yang berkedok teknologi.
Perlu kita ketahui, sebuah kemajuan manusia modern ini sangat
berdampak pada peradaban. Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, peradaban adalah
bagian yang halus dan indah seperti seni masyarakat yang sudah maju dalam
kebudayaan tertentu. Artinya mempunyai peradaban yang tinggi. Istilah peradaban
biasanya digunakan untuk menunjukkan argumen atau prespektif kita terhadap
perkembangan kebudayaan ketika telah mencapai puncaknya yang berbentuk
unsur-unsur budaya yang bersifat halus, estetik, tinggi, sopan, dan luhur. Jika
hal tersebut sudah terpenuhi, maka bisa dikatakan sebuah kebudayaan telah
mengalami puncak atau kemajuan peradaban.
Ketika kita berkaca pada masa lalu, pendahulu kita sudah berhasil
membawa peradaban menuju puncaknya. Terbukti dengan adanya bahasa, kesenian,
serta berbagai bentuk candi yang kini menjadi tempat wisata itu merupakan
sebagian dari kemajuan peradaban di masa lalu. Selain itu, etika pada masa itu
memang sangat dijunjung tinggi. Apa yang dilakukan tak sekedar memahami teori,
tetapi bentuk pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan pun sangat
dijaga agar tak mengalami kerusakan. Karena bagi manusia kala itu, kita hidup
dari di alam, makan dari alam, dan pasti akan kembali pula ke alam. Sebuah kejahatan
yang paripurna jika manusia merusak alam hanya demi keuntungan yang tak dapat
diwariskan pada generasi di masa depan.
Saat ini, bisa dikatakan sebuah kemajuan dalam hal teknologi maupun
pemikiran. Suatu contoh, kini apapun bisa kita dapatkan hanya dengan duduk
dirumah saja asalkan memiliki kuota internet. Tetapi disatu sisi, hal tersebut
sebuah bentuk kemalasan yang tak kasat mata. Tak cukup itu, esensi manusia yang
sebenarnya makhluk sosial juga kian tergerus. Hal-hal urgen dalam
kemasyarakatan seperti saling bertegur sapa, bernegosiasi secara tatap muka,
serta menjalin hubungan persaudaraan kini mulai tergerus oleh kecanggihan
teknologi. Lebih fatalnya lagi, konsep teologi kini sudah dijamah oleh
teknologi. Dengan media sosial, setiap orang merasa bebas mengemukakan
gagasannya. Apapun bisa dilakukan oleh netizen di media sosial. Beberapa hal
yang bersifat intim atau tak dapat sembarangan diterima oleh khalayak umum kini
dengan bebas bisa di akses. Itulah yang menyebabkan rakyat Indonesia kini mudah
sekali bertikai. Pasalnya perihal intim dan sensitif tentang agama seakan
menjadi sebuah isu yang sangat mudah untuk dihangatkan.
Begitu kiranya salah satu hasil dari manusia modern yang memiliki
harapan agar manusia benar-benar mengalami kemajuan. Tetapi hasilnya malah
kemunduran dalam peradaban. Nilai moral, etika serta adab telah menjelma
menjadi kebiadaban. Semua itu dilakukan juga untuk memuaskan 2 hal, yakni perut
dan selangkangan. Kedua hal tersebut juga menjadi indikasi mengapa manusia
modern saat ini mudah tersinggung. Karena untuk mendapatkan kepuasan pada dua
hal itu memerlukan pemikiran yang jenius. Tetapi melupakan satu bagian penting
dalam keseimbangan hidup manusia yaitu perasaan.
Manusia modern di masa saat ini lebih suka mengisi otak untuk
mencukupi kebutuhan perut serta bagian bawah pusar. Segala cara mereka lakukan
guna mencukupi hal tersebut. Salah satunya memanfaatkan kemajuan teknologi,
tetapi melupakan nilai etika. Seperti dalam perpolitikan juga kini lebih
cenderung pada politik praktis. Akibatnya dalam menjatuhkan lawan politiknya
selalu menggunakan cara apapun yang cenderung tidak baik. Politik etis
sepertinya sudah tenggelam dan hanya tinggal nama. Apalah makna kemajuan tanpa
iringan peradaban moral serta etika yang seharusnya menjadi nilai dasar dalam
kehidupan.
Komentar
Posting Komentar