KITA DAN CERITA YANG BELUM USAI (Balasan dari "Sunyi yang Kau Kirim Malam itu")
Tertulis
di Kota Ratapan,
Maret 2020
Nampaknya, sejauh ini kita sama-sama merasa saling
dibingungkan soal hubungan. Antara benar-benar iya atau tidak, namun diantara
kita pun aku yakin pasti saling merasakan rasa yang sama. Diambang kebimbangan.
Bukan soal berlanjut atau tidak, namun semua yang aku tanyakan adalah soal
perasaan. Sebenarnya, aku juga takut kehilangan. Aku hanya ingin tetap bertahan
bersama menjaga hingga menuju keabadian. Namun, mendung terkadang datang dengan
sedikit kepasrahan antara jatuh atau hanyalah awan yang melintang menjadi
peneduh pada pilu yang semakin bergemuruh. Rasaku, semakin diambang kekacauan,
yang setiap hari sudi bergelut dengan rindu dan menanti kabarmu. Aku memang
jauh dari kata mengerti soal cinta, namun akulah yang senantiasa ada dalam
setiap doa tentang rasa kita. Sungguh, aku sangat payah menghadapi hiruk
pikuknya percintaan. Hanyalah kasih sayang yang sebenarnya masih tertanam.
Wahai kamu, aku tau kita sama-sama saling pandai menyembunyikan, tentang rindu
yang tak sempat tersampaikan. Aku hampir hancur ketika merasakan di titik
ternyaman bersama khayalan yang menjadi harapan. Doaku, senantiasa kutujukan
untuk kebaikanmu, tak ada kata lain kecuali Terimakasih untukmu, yang
benar-benar hadir dengan ketulusan. Sungguh ini anugerah Tuhan, dan aku sangat
bersyukur bisa merasakan kisah ini denganmu. Tak bisa kubayangkan ketika rasaku
mulai pudar, sungguh sepertinya menjadi siksaan bagi hati dan pikiran. Aku
ingin berlanjut menuliskan kalimat-kalimat indah yang kusembunyikan darimu
wahai sosok idaman. Semoga kamu paham, bahwa akulah wanita kaku yang egois
mengharap kasih sayang, sungguh aku meminta maaf atas apa yang selama ini
membuatmu bimbang denganku. Sebagai perempuan, tentunya aku sedikit paham bahwa
rasa cinta tak perlu diumbar-umbar hingga akhirnya kau kubuat bimbang, ya aku
paham. Tapi andaikata kamu mampu menerjemahkanku, akulah perempuan yang sungguh
takut jika harus kehilanganmu. Sungguh, aku tak main-main soal itu. Jika Tuhan
masih mengizinkan, aku enggan untuk menyingkirkan rasa kasih dan sayang yang
sudah lama tertanam, rasanya tak cukup bila aku harus menuliskan rasaku
tentangmu, semuanya masih sama seperti dulu, aku masih mencintaimu…
2020
Komentar
Posting Komentar