Tangis


Menangis?
Ibu yang letih itu bernama pertiwi
Ditunggangi oleh komponen masyarakat, rakyat, serta wakil-wakilnya.
Nama wakil kami bergelimpangan pada pamflet dipinggir jalan. Setelah foto kepalanya banyak yang menusuk, ia pun bersuka ria. Wakil rakyat! Suara rakyat didengarkan, rakyat diayomi, dan segala kenutuhan rakyat dicukupi, harusnya sih.
Itu hanya ekspetasi!
Cerita lama seperti dunia fantasi.
Realitanya parah
Banyak yang bertumpah darah
Semakin resah dan gerah.
Asap kematian dan bau ruh terbakar.
Menebar pada selembar tisu
Tisu tisu agraria
Yang dibuang lalu ada lagi.
Belum lagi halmahera
Milik pribumi atau cina?
Ketika mengambil sebongkah kayu
Untuk memasak sepiring nasi
Lalu dipidanakan
Tuhan dilupakan
Ikatan dengan yesus juga terputus
Nasionalismenya yang over
Na(z)ionalisme jadinya
Fasisnya hidup
Pemerintah berkuasa
Lahan terbakar
KPK mati!
Bangkit dan bergentayanganlah!!!

Yogyakarta, 19.09.19

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hermeneutika Kritis Jurgen Habermas

Sajak darah tinggi

Malam