Resah tak Berdesah

Menyusuri jalanan kota Jogja
Bercumbu dengan sebatang rokok surya
Merokok yang katanya mematikan
Ooooo...  Hahahahaha
Suara cengingikan dua orang pelacur yang berjalan di depanku
Sambil memegang rokok pula, Tuhan Allah dan yesus telah di kudeta oleh kapitalis yang mempropaganda anti rokok.
Batang demi batang
Aku dengan mata sayu bagai layunya kembang
Lewati kesendirian dengan celoteh kemesraan para pekerja selangkangan...

Langit?
Waaaahhhhh...  Dia tengah lelap dalam pemerkosaan sang bintang.
Vaginanya pun robek oleh sang awan
Tak ada lagi kata siang..

Malam.. Dan hanya malam
Kutemui diriku yang lebam
Oleh kisah kasihmu di masa kelam

Yogyakarta, 1 September 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hermeneutika Kritis Jurgen Habermas

Sajak darah tinggi

Malam