Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

KITA DAN CERITA YANG BELUM USAI (Balasan dari "Sunyi yang Kau Kirim Malam itu")

Tertulis di Kota Ratapan, Maret 2020 Nampaknya, sejauh ini kita sama-sama merasa saling dibingungkan soal hubungan. Antara benar-benar iya atau tidak, namun diantara kita pun aku yakin pasti saling merasakan rasa yang sama. Diambang kebimbangan. Bukan soal berlanjut atau tidak, namun semua yang aku tanyakan adalah soal perasaan. Sebenarnya, aku juga takut kehilangan. Aku hanya ingin tetap bertahan bersama menjaga hingga menuju keabadian. Namun, mendung terkadang datang dengan sedikit kepasrahan antara jatuh atau hanyalah awan yang melintang menjadi peneduh pada pilu yang semakin bergemuruh. Rasaku, semakin diambang kekacauan, yang setiap hari sudi bergelut dengan rindu dan menanti kabarmu. Aku memang jauh dari kata mengerti soal cinta, namun akulah yang senantiasa ada dalam setiap doa tentang rasa kita. Sungguh, aku sangat payah menghadapi hiruk pikuknya percintaan. Hanyalah kasih sayang yang sebenarnya masih tertanam. Wahai kamu, aku tau kita sama-sama saling pandai menyembuny...

“ Sunyi yang Kau Kirim Malam itu “

          Malam ini suara bising kerinduan mulai mengganggu. Belum lagi berita dari media perihal wabah yang datangnya seperti hantu, semakin menjadikan pahit mengingat malam itu atas belenggu pada sebuah ruang dalam dada. Hati itu tak mampu lagi kuramaikan. “Maaf beribu maaf” kataku, pada sepi yang kala itu mengajakku untuk melakukan ibadah ngopi dan wirid tembakau tanpa hent i. Seperti yang kau tahu, kasih. Pasrahku pada-NYA mungkin nampak sudah paripurna. Segala bait-bait puisi sudah genap merangkai kenangan yang dulu menuntut untuk ditenggelamkan. Segala kopi juga telah kuseduh tanpa gula, sebab dengan kau tumpahkan senyuman yang dulu telah kau titipkan pada waktu, dan telah kau kurirkan pada jarak yang semu. Kau kini kembali kirimkan kesunyian tanpa makna, serupa virus yang kirimkan penyakit tanpa iba. Segala bentuk syair, puisi, notifikasi, dan chat tentangmu telah lama kutunggu. Bukan aku tak ingin memulai, tetapi aku sadar jika cinta itu tak s...

Covid-19, Kopi, dan Kekasih

Malam minggu ini, semua menyetubuhi sunyi Sebab Covid-19 yang belagu dan tak mau diajak ngopi Kasian para penyeduh kopi yang dirundung ampas Segala kepahitan masih membekas Karena senyum kekasih yang menunda kehadiran sedang tertidur pulas. Malam minggu ini, Covid-19 mencari teman kencan Sungguh tragis nasib para jomblo yang hanya rebahan Apalagi yang terjajah ingatan brigadir mantan Sungguh kopi dan malam tak mengampuni keluhnya Belum lagi siksaan atas senyum mantan yang mempropaganda. Malam minggu ini, Sungguh wabah itu belum tabah di caci oleh kaum ngopi yang mulai berubah Bahkan tak memiliki iba saat senyum kekasih hanya dirasa pada kopi tanpa gula Sebab manisnya telah ditumpah oleh senyum yang kala terakhir kali bersapa Jika masih saja enggan menepi, Mungkin Covid-19 iri terhadap kelakuan sepasang kekasih yang kala itu menyeduh kopi yang kopinya berasal dari kenangan Dan gulanya berasal dari kecemburuan Yogyakarta, 28 Maret 2020

Covid-19 yang Membuka Mata Hati

Gambar
Saudaraku semua... Dunia kini sedang tidak baik-baik saja. Seluruh penghuni bumi sedang berada dalam fase panik, depresi, bahkan berangan-angan tentang kematian yang sudah pasti akan dihadapi. Kebutuhan sandang, pangan dan papan perlahan mulai enggan bersahabat dengan manusia. Ketika virus yang tak kasat mata itu menghantui, kita dihadapkan oleh realita bahwa sekaya apapun manusia tetap tak akan mampu melawan. Jangankan melawan, untuk melihat virus itu dengan kasat mata pun mustahil kita lakukan. Disaat seperti ini, kita bukan lagi berperang untuk merebut kekuasaan dan meributkan inca-binca politik. Bukan lagi soal omnibus law, peperangan di jalur gaza, maupun persoalan gedung Putih dan Timur Tengah. Ini persoalan kemanusiaan! Kemanusiaan di seluruh dunia kini terusik oleh suatu hal tak kasat mata. Sebuah wabah yang sangat tak berperikemanusiaan. Saat seeorang terserang, tak ada keluarga yang bisa mendampingi disampingnya. Lebih parahnya, saat kematian menghampiri akibat vir...

Berguru Pada Corona

Gambar
Akhir-akhir ini masyarakat dunia khususnya di Indonesia merasakan keresahan, kekhawatiran, serta kepanikan yang mendalam. Bagaimana tidak, berdasarkan  data terbaru Corona di Indonesia diumumkan oleh Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah terkait penanganan kasus Corona Covid-19, Rabu (18/3/2020) Bertempat di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Pusat, Yuri mengatakan, jumlah total pasien yang positif terjangkit Corona di Indonesia berjumlah 227 orang. Dari paparan data tersebut, sudah jelas menambah kekhawatiran masyarakat yang tanpa pandang bulu bisa menyerang siapa saja dan kapan pun.             Pada tulisan ini penulis tidak akan membahas perihal sebab-akibat virus corona dengan prespektif ilmiah, melainkan mencoba mengambil sudut pandang bahwasanya Tuhan tak pernah menciptakan apapun dengan sia-sia. Hal itu sejalan dengan firman Allah QS. Ali-Imran; 191  “ Sesungguhnya dalam penciptaa...

Berteduh dari Virus, Meratap Kamu dengan Serius

Gambar
•Ainurzq• wabah yang membuat jutaan orang di seluruh belahan dunia ini khawatir, kekasih. Menghanyutkan, mengerikan, mematikan. Kita semua gelisah dengan nada pasrah, yang Tanpa kita sadari, Diantara kita ada yang lebih khawatir apakah kelak masih bisa bersua, Menengok hulu-hilir sambil mencari buah bibir, Berbagi kisah melalui tatap muka sambil membasuh segala luka. Bila virus yang tengah ramai itu merupakan garis kehidupan umat di bumi, kekasih. Maka biarkan dirimu yang menjadi garis percintaan hamba di hati. Entah esok atau lusa nanti jika namaku telah purna oleh kehidupan dan abadi terlukis di batu nisan, Sesekali bawalah doamu untuk ketabahan dan ukir lah pembaharuan masa depan. Bahkan, jika yang dinamakan virus corona itu memang pertanda semesta telah dijemput penghabisan, kekasih. Aku orang yang pertama kali ingin mencoba tabah menanti kedatangan mu walau berujung musibah. Kita tak akan pernah tahu apakah kelak engkau menjadi alasanku memintamu d...

makna kehidupan

Kita seringkali dibingungkan oleh penulis puisi dengan puisi-puisi nya yang menggunakan beribu kiasan, metafora, ataupun ungkapan. Tak hanya isi puisinya, dari setiap kata pun juga sungguh membingungkan. Karena banyak kata-kata yang terlihat asing di telinga kita. Mungkin itu karena minimnya literatur kita. Dari situ kita memahami bahwasanya kekayaan bahasa itu tak dapat diragukan lagi. Serta kekayaan literatur atau banyaknya bahan bacaan serta penghayatan penulis puisi tersebut sehingga dapat menyusun kata demi kata, bait demi bait menjadi sebuah karya puisi yang indah. Coba lihat saja salah satu sajak puisi dari WS. Rendra yang berjudul  "Mazmur Mawar" Kita muliakan Nama Tuhan Kita muliakan dengan segenap mawar Kita muliakan Tuhan yang manis, indah, dan penuh kasih sayang Tuhan adalah serdadu yang tertembak Tuhan berjalan di sepanjang jalan becek sebagai orang miskin yang tua dan bijaksana dengan baju compang-camping membelai kepala kanak-kanak yang la...

Cerpen: Peradaban Zeus

Sebuah kedamaian tampak sunyi pada peradaban Terlihat Zeus hampir orgasme dengan senjata di selangkangannya yang menembak lobang dewi Athena. Kronos yang dikabarkan sudah mati ternyata hanya bualan semata. Selama ini kronos sedang selingkuh dengan metis dan melahirkan seorang anak yang bernama Amon. Pada saat dewasa, Amon semakin gemar ngopi di warkop dekat persimpangan jahanam. Ditemani oleh malik dan atid. Seperti biasa, ganja Darussalam yang dibeli di Jibril tobeco shop mulai dilinting oleh Malik dan Amon. Kronos nampak letih berjalan sempoyongan. Sebotol anggur merah berlabel Kuda Tua ada di tangan kirinya. Ia datang untuk menghadiri acara perngopian yang rutin diadakan oleh Amon anaknya sendiri bersama Malik dan Atid. Warkop Fiesta namanya, terletak pada sebelah kanan persimpangan Jahanam. Sang pemilik warkop bernama Khairil Marxi. Dibalik kesibukannya melayani pelanggan yang kebanyakan berasal dari kaum borjuis, ia juga sedang menulis alkitab yang diberinya judul adabul kamunis...

Manusia Modern dan Kemunduran Peradaban

Abad ke-21 ini nampaknya segala aspek dalam kehidupan mengalami sebuah revolusi yang berkembang dengan sangat pesat. Teknologi yang dengan segala macam kemajuannya seakan berhasil menggiring umat manusia modern pada masa ini. Peran teknologi juga mempengaruhi masa kecil seorang manusia. Dimana seharusnya seorang anak kecil yang sedari dulu gemar bermain dengan kesana kemari dan bebas mengekspresikan melalui lingkungannya kini telah terjamah oleh dunia teknologi. Bahkan kemajuan tersebut berdampak pada ekologi yang mengalami fase kritis akibat ulah kapitalis yang berkedok teknologi. Perlu kita ketahui, sebuah kemajuan manusia modern ini sangat berdampak pada peradaban. Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, peradaban adalah bagian yang halus dan indah seperti seni masyarakat yang sudah maju dalam kebudayaan tertentu. Artinya mempunyai peradaban yang tinggi. Istilah peradaban biasanya digunakan untuk menunjukkan argumen atau prespektif kita terhadap perkembangan kebudayaan ketika telah ...

Idealis vs realistis

Sebagai pemuda yang notabenenya sebagai "maha" siswa, menjadi seorang idealis memang sangat diperlukan. Apalagi salah satu pendahulu bangsa kita Tan Malaka pernah mengatakan bahwa "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda". Sebagai mahasiswa yang masih banting rusuk untuk menghidupi perut dan dan kebutuhan sandang, pastilah bangga jika memiliki rasa idealis yang tinggi. Apa sih idealis itu? Idealis berasar dari kata "ide", yang mana kata idealis adalah sesuatu yang tergagas atau gagasan. Adapun orang idealis yaitu orang yang men g emukakan gagasannya dengan kriteria tertentu sebagai tujuan akhirnya. Menurut KBBI, idealis yaitu orang yang bercita-cita tinggi. Bahkan orang idealis biasanya jalan hidupnya cenderung terstruktur. Jika kita melihat kenyataan yang ada, banyak orang idealis yang tumbang karena utopis (berupa khayal). Bahasa milenialnya idealis sekarang hanya sampai pada ranah "halusinasi". Pasalnya kesadaran dari oran...

Terhimpun Enggan Bernama

Malam sudah melewati masa ereksi Mentari dari timur nampak penuh birahi Akan tiba semburat yang bernama pagi Sampai pada saatnya gelap orgasme tak tau diri Yogyakarta, 22 Februari 2020 ** Dari rahim yang sama Ada sama yang akan berbeda Ada beda yang akan sama Semua itu bukan padaku Bukan pula pada dirimu Semua dari sesuatu yang satu, dik. Ada yang harus terbang tanpa tumbang Ada kasih sayang yang tak mampu kita terawang ic, 2019 ** Aku terlalu melankolis Hidup yang terlalu idealis Kini rasanya semua utopis Aku mencoba menjadi realistis Masih saja nasib yang tragis Hidupku tak lagi optimis Sendu semalam menghajar dan merajut Luka lama masih berkeliaran sambil menghasut Aku sedang bingung mencari manusia Diriku manusia yang masih tak tau apa itu manusia Hatiku, jiwaku, pikiranku Remuk seperti kaca terjatuh Terlalu rapuh untuk mencoba utuh Yogyakarta, 24 Februari 2020 ** Banyak orang yang peduli terhadap aib Satu persatu harga diri ...