Sepucuk Surat Untuk RTS (MAU DU 25-26)


Adakalanya perjalanan panjang itu tak berkesudahan.
Sepucuk surat kami sematkan pada hari ke-26 bulan pertama.
Kita bernaung dibawah rimbunan rindu yang mesti disampaikan.
Jalan ini, itu, dan anu telah memapar tanpa pemberhentian.
Dari padi yang kita makan, ada rahmat Allah yang selalu beriringan.
Fi Rahmatillah akan selalu berwujud.
Orizha sativa berlarian nenuju perut yang lapar terhadap pengetahuan.
Hari ini, kami menjadi tamu untuk menuntaskan temu.
Menuai renda untuk memecah rindu.
Untuk menghadapi sandang, dari hari 25 hingga ke-26 kita memerlukan sanding.
Kita semua adalah kumpulan kalimat tunggal.
Jangan sampai ada yang tinggal maupun tanggal.
Meskipun terdiri dari dua, semua bisa bersatu dalam bait doa.
Bilamana ada yang memaksa berpisah. Buka lah kembali dedaunan kisah.
Jangan ada yang tercecer bahkan terpencar.
Karena setiap orzhava pasti fi Rahmatillah.
Dan setiap rahmatullah pasti ada bulir orizha sativa.
Orzhava - frahilla
Kembalilah dari ada yang tiada.
Menuju tiada yang mengada-ada

Kediri, 23 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hermeneutika Kritis Jurgen Habermas

Sajak darah tinggi

Malam