Yang Lahir Dari Persetubuhan Doa dan Harapan
“Sinarkan cahaya pada redup di malam beku
itu.”
Begitulah
setiap orang yang bertambah jumlah usianya. Belasan bahkan puluhan tahun silam,
ia berhasil menghadapi peperangan melawan saudara sesama sperma yang ingin
memasuki sebuah ruang sunyi yang senyap dan penuh kasih; rahim ibu. Hari
demi hari terlewati dengan harapan ia dapat menangis kelak di hadapan dunia.
Pada hari yang telah
ditentukan oleh almanak Tuhan nan bersemayam disana, sebuah sejarah bermula
ketika anak manusia terlahir dari rahim ibu dan memecahkan cemas pada raut
bapak. Segala hari telah ia lewati. Segala tanggal hari ia berwujud pun telah
dirayakan dengan sepenuh hati.
Memasuki abad ke-21,
tepatnya tahun 2020. Perayaan demi perayaan terlewati begitu saja. Namun, ada
yang berbeda pada tahun 2020 ketika purnama memasuki siklus ketiga dan keempat.
Hari-hari itu terasa mencemaskan, menegangkan, dan mengkhawatirkan. Sebuah sejarah
baru bahwasanya umat manusia di muka bumi dituntut untuk bersatu tanpa perasaan
iri, dengki, dan prasangka buruk.
Purnama-purnama kini
tak dapat memberi senyuman indah pada malam yang sunyi. Purnama yang diliputi
godam kelam, berdarah-darah rohaninya. Penagkapan terhadap iba dan nurani
semakin menghantu yang tak lagi semu. Anak-anak kelak akan bercerita dikala ia
dulu pernah terlampaui sunyi tanpa boleh mengimani kopi.
Manusia-manusia yang
saat ini selalu mencumbu usianya, manusia-manusia yang purnama-purnama ini
merayakan kehadirannya di masa lampau, mereka semua tampak melankolis. Disaat meratapi
kehidupan yang hanya seperti ini. Membayangkan masa depan yang buram dan
mengingat tragedi berdarah-darah di masa kelam. Sempurna sudah hikayat
kehidupan serta obituari manusia-manusia yang merayakan kelahirannya pada dua
purnama terakhir.
Teruntuk segala doa dan
harapan:
Terima kasih terhadap segala makhluk yang
turut menghembuskan nafas keindahan.
Terima kasih kepada seluruh makhluk yang
masih bisa berdoa kebaikan untuk kawan.
Segala hal-hal baik itu adil adanya. Surga bukan
hanya tempat untuk mereka yang tekun beribadah. Kelak segala doa yang telah kau
langitkan akan menjemputmu pula. Entah dalam waktu dekat atau di Surga nanti.
Teruntuk seluruh insan yang masih bernafas
di tahun ini:
Kapan pun hari kelahiranmu yang telah atau
akan diperingati. Ucapkan salam pada semesta yang masih memberimu fasilitas
tanpa menuntut balas. Ucapkan salam pada pemilik semesta pula yang telah
memberimu kesempatan untuk mencari keindahan dan menampakkan padamu apa itu
keindahan.
Sekian..
Semoga kita masih bisa
bermimpi dan menyapa kekasih di esok hari.
Yogyakarta, 3 April 2020
Komentar
Posting Komentar