Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Revolusi Rindu

Kekasih, Aku bertanya kepadamu apakah itu rindu? Apakah seperti karl marx dan para buruh yang bernafsu menggulingkan para borjuis? Apakah seperti Joseph Stalin yang menyingkirkan trotsky untuk melanggengkan kuasanya? Semua itu sama-sama menyingkirkan untuk mempertahankan. Lantas bagaimana dengan rindu, kekasih? Kita yang dituntut menyingkirkan kata 'jauh' agar kita tetap utuh. Kita merevolusi waktu menjadi senjata untuk melanggengkan rindu. Kita berdiplomasi terhadap jarak agar tak ada hasrat yang memberontak. Kekasih, Rindu itu kadang pilu kadang candu Hanya dengan memandang awan biru Doa kita bersilaturahmi menembus ruang dan waktu. Yogyakarta, 01 Februari 2020

Sepucuk Surat Untuk RTS (MAU DU 25-26)

Adakalanya perjalanan panjang itu tak berkesudahan. Sepucuk surat kami sematkan pada hari ke-26 bulan pertama. Kita bernaung dibawah rimbunan rindu yang mesti disampaikan. Jalan ini, itu, dan anu telah memapar tanpa pemberhentian. Dari padi yang kita makan, ada rahmat Allah yang selalu beriringan. Fi Rahmatillah akan selalu berwujud. Orizha sativa berlarian nenuju perut yang lapar terhadap pengetahuan. Hari ini, kami menjadi tamu untuk menuntaskan temu. Menuai renda untuk memecah rindu. Untuk menghadapi sandang, dari hari 25 hingga ke-26 kita memerlukan sanding. Kita semua adalah kumpulan kalimat tunggal. Jangan sampai ada yang tinggal maupun tanggal. Meskipun terdiri dari dua, semua bisa bersatu dalam bait doa. Bilamana ada yang memaksa berpisah. Buka lah kembali dedaunan kisah. Jangan ada yang tercecer bahkan terpencar. Karena setiap orzhava pasti fi Rahmatillah. Dan setiap rahmatullah pasti ada bulir orizha sativa. Orzhava - frahilla Kembalilah dari ada yang tiad...

"Pada Suatu Negeri"

"Pada Suatu Negeri" Pada suatu negeri.. Demokrasi nama yang dijunjung tinggi setelah itu digunjing. Sulit membedakan mana manusia, mana anjing. Tak berpola, tak ber-manusia tetapi menghisap para manusia. Pemimpin ingin seperti raja, namun membaca saja masih mengeja. Ada sebuah arena bermain yang dinamakan hukum. Ketika sudah ahli, membuat orang merasa kagum. Seperti kekasih, apapun di negeri ini masih dipandang subjektif. Untuk kepuasan perut dan selangkangan secara intensif. Melihat lonte seperti barang terhina. Lokalisasi masih anggun saja dengan penghiburnya. Ini sepertinya bukan negeri manusia. Pantas saja uang mudah sekali untuk menjadikan buta. Hanya di negeri ini yang mewakili rakyat tapi enggan melarat. Memanjakan hasrat dengan uang rakyat non konglomerat. Yang mengaku raja, tak segagah Soekarno. Tak seberani Muammar gadafi. Tak sekiri Che Guevara. Tak ada yang menyamai di dunia. Hanya satu yang sama, mereka yang candu dengan tahta, harta, vagina...

Surat kabar

Dik, engkau adalah seorang yang tangguh. Jangan pernah kau bersedih meskipun kehidupan ini nyatanya pedih. Kasih sayang yang kau dapati hanya akan engkau rasakan jika engkau melihat mereka yang tertidur beralaskan tanah tanpa atap. Dik, tahukah dirimu. Ada jiwa yang ingin tumbuh besar bersamamu. Di dalamnya ada aku yang belum mampu menjadi tauladan. Engkaulah yang menyalakan api itu. Dik, maafkan aku. Bukannya aku tak sayang dan tak perhatian padamu. Aku hanya tak kuat menyembunyikan hujan di mataku saat melihatmu tertawa dan bersedih tanpa ada pelipur sejati du kehidupan nyata. Dik, ingatlah. Doa ibu tetap menaungi mu hingga kapanpun engkau bernafas. Jangan ada rasa iri terhadap kawan sebaya mu yang buku pelajaran selalu disiapkan oleh ibunya. Engkau masih bisa mandiri. Aku yakin, engkau akan menjadi seorang yang besar tanpa menjatuhkan. Dik, tanamkan jiwa bijaksana mu itu kepada siapapun. Semua manusia yang kau temui adalah ilmu untuk masa depanmu kelak. Asah terus sikap legawa...

Kedaulatan Betina di Meongis (cerpen)

Menuju senja, seekor kucing betina bernama Siti sedang mondar-mandir kebingungan. Keindahan senja di Republik Meongis dengan semburat merah dari barat tak dihiraukannya. Siti terlihat sangat acuh dengan kucing-kucing lain yang sedang berkencan dengan kekasih sambil menikmati lukisan Tuhan di sore itu. Siang hari telah paripurna. Sang mentari telah menuntaskan tugasnya dengan pertanda sang rembulan yang mulai nampak dengan malu-malu. Joko mendatangi rumah Siti dengan membawa beberapa pakaian bakal anak mereka kelak. Siti sangat malu karena Joko adalah kucing jantan ketiga yang menghamilinya. Sedangkan kedua pejantan sebelumnya kini entah kemana. Lebih parahnya adalah pejantan kedua yang menghamili merupakan putra sulungnya dari hubungan gelap Siti dengan Parno sebagai pejantan pertama yang menyetubuhinya kala itu. Kini kedatangan Joko juga malapetaka baginya. Siti khawatir jika salah satu anaknya ada yang jantan dan setelah itu ia disetubuhi kembali oleh seseorang yang sempat tumbuh da...

Dari Tuhan Untuk Manusia

Gambar
• Ainurzq • Aku bertanya apa itu manusia? Apakah aku sendiri adalah manusia yang dengan sendirinya mengaku bahwa aku memang manusia. Semesta telah indah sebelum ada kata " indah " yang diucap dari mulut-mulut makhluk bernama manusia. Manusia-manusia menciptakan nama. Nama yang dibuat untuk dirinya maupun segerombolan dari manusia-manusia. Nama-nama itu membuat alat ini dan itu yang berguna untuk anu. Dari ini dan itu menyebabkan anu yang sangat banyak. Anu-anu itu adalah kelompok dengan persetubuhan tujuan, visi, misi, dan pemikiran. Kelompok-kelompok itu membesar lalu saling menyatukan hubungan yang romantis. Hubungan-hubungan itu menghasilkan buah seteru yang cair, berdarah, dan berbentuk suara cacian. Buah-buah itu membusuk dan kembali lagi pada ketiadaan. Ketiadaan-ketiadaan tadi juga memancing untuk adanya ketiadaan yang terus menerobos liang senggama hubungan-hubungan. Senggama-senggama adalah pertarungan kejam dari manusia. Manusia-manusia hidupnya selalu mengh...